Lima kisah paling haru anak kecil rela merawat orang tua

1.
Bocah ini bawa motor angkut ayah yang mabuk berat

Bocah angkut ayah mabuk.
Merdeka.com - Berita dari China ini contoh perilaku anak berbakti, walau mungkin keliru secara moral. Bocah lelaki tujuh tahun itu nekat mengendarai sepeda motor khusus yang dimodifikasi untuk mengangkut barang.
Anak tak disebut namanya itu tertangkap kamera mengenakan jas hujan, mengangkut ayahnya yang sedang mabuk berat, seperti dilansir Stasiun Televisi CCTV News, Jumat (9/1). Kejadiannya di Kota Yizhou, Provinsi Guangxi Zhuang tiga hari lalu.
Fotonya menyebar ke jejaring sosial China Weibo. Netizen Negeri Tirai Bambu memuji bocah itu sebagai contoh anak berbakti. Di samping itu pengguna media sosial mengecam sang ayah yang sangat tidak bertanggung jawab.
Tak sedikit pula yang mempertanyakan bagaimana bisa bocah itu dibiarkan mengendarai sepeda motor. "Sudah pasti dia tidak memiliki SIM. Sungguh ayah yang kurang ajar membahayakan darah dagingnya sendiri dengan mabuk-mabukan," tulis pengguna weibo dengan akun @atang686.
Surat kabar Guangxi Daily melaporkan, anak itu nekat mengendarai sepeda motor sejauh 20 kilometer dari lokasi toko ayahnya mabuk-mabukan sampai rumah.
Tidak jelas bagaimana dia bisa ikut ayahnya mabuk. "Walau dia melanggar lalu lintas, anak itu berhati mulia. Aku mendoakan dia sukses di masa depan," tulis akun @xinwenfayan.

2.
Bocah ini jadi pemulung demi sembuhkan penyakit ayahnya

Merdeka.com - Demi menyembuhkan penyakit ayahnya, bocah 10 tahun ini rela turun ke jalan untuk mengumpulkan kertas dan kardus bekas. Mo Suangyi sekarang masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.
Bocah asal Jiangxi, China, itu bertekad untuk membayar biaya pengobatan ayahnya yang didiagnosis menderita kanker darah. Dokter mengatakan bahwa biaya pengobatan ayah Mo mungkin akan mencapai lebih dari 600.000 Yuan (atau sekitar Rp 1,2 miliar). Di tengah belitan kemiskinan yang terasa mencekik, keluarga Mo pun dilanda keputusasaan.
Namun karena Mo sangat menyayangi ayahnya, dia tidak mau menyerah pada keadaan. Dia memutuskan untuk turun ke jalan dan mengumpulkan kertas/kardus bekas yang ditemukannya di tempat sampah, dan kemudian menjualnya ke pengepul barang bekas. Menurut laporan Tencent News, dalam dua bulan terakhir, dia telah menjual sekitar 317,5 kg kertas/kardus bekas.
Selain mengais sisa potongan kertas/kardus bekas di jalan, Mo juga harus mengurus semua pekerjaan rumah tangga, termasuk memasak, mengepel lantai dan mencuci piring.
"Saya harus menjaga nenek dan adik saya, sehingga ayah tidak perlu khawatir tentang mereka", tulis Mo dalam buku hariannya.
Salah satu kalimat Mo yang paling menyentuh adalah, ketika dia menulis: "Saya tahu jarak antara 36,6 dan 600.000 itu seperti jarak Jiangxi sampai Beijing, tapi saya tidak mau menyerah. Jadi, tetaplah di sana ayah dan kau akan baik-baik saja."

3.
Anak delapan tahun rela tak makan demi beli lotre buat obati ayahnya

Merdeka.com - Selama hampir lima bulan, seorang bocah delapan tahun di Provinsi Hubei, China, rela tak sarapan dan menggunakan uang sakunya untuk membeli tiket lotre. Dia melakukan itu untuk ayahnya.

Song Biyang berharap bahwa dia mungkin bisa menang lotre dan memberikan uang itu kepada ayahnya. Menurut laporan Xinhua, ayah Song kini sedang sakit dan membutuhkan transplantasi ginjal.

Nenek Song biasanya memberikan bocah itu dua yuan (sekitar Rp 4.002) setiap hari untuk sarapan, tetapi bukannya dibelikan makanan, dia malah membelikannya tiket lotere di sebuah outlet di dekat rumahnya di Jianli.
Ayah Song diketahui telah berhenti bekerja karena kondisinya yang memburuk. Sayangnya, untuk bisa melakukan operasi transplantasi, ayahnya membutuhkan biaya sekitar 300.000 yuan (sekitar Rp 600 juta). Ayah Song juga diketahui telah bercerai dari ibunya dan memiliki banyak utang.
Song mengatakan bahwa dia hanya minum air untuk membuat dirinya merasa kenyang saat dia berada di sekolah setiap hari. Sejauh ini, dia telah berhasil memenangkan lotre 10 yuan (Rp 20.010).
Ketika ayah Song mengetahui bahwa anaknya pergi ke sekolah dengan perut kosong agar Song bisa bermain lotre, dia sangat terkejut. Dia mencoba membujuk Song untuk berhenti, tetapi tidak berhasil. Sekarang, neneknya memberi Song tiga yuan (Rp 6.000) setiap pagi sehingga dia bisa membeli tiket lotre dan juga membeli sesuatu untuk dimakan.

4.
Bocah 10 tahun antar nenek berobat sejauh 965 kilometer


Merdeka.com - Seorang anak berumur 10 tahun di China harus menempuh perjalanan selama sebulan untuk mengantar neneknya berobat ke rumah sakit. Anak bernama Shangguan Xi Mu ini harus menempuh perjalanan sejauh 600 mil atau setara 965 Km dari tempat tinggal mereka di Zhangcun Town, Weihai menuju Jinan, sebuah provinsi Shandong, China Timur.

Shangguan melakukan perjalanan ini demi merawat sang nenek bernama Shen (62) yang tengah menderita stroke. Demi baktinya tersebut, Shangguan juga sampai harus berhenti sekolah.

Perjuangan Shangguan tak berhenti sampai di situ. Selama dua tahun, dia juga harus mengumpulkan botol plastik untuk membayar biaya pengobatan neneknya.

"Saya tidak memiliki siapa pun lagi di dunia ini selain nenek saya, saya harus melakukan apapun yang saya bisa demi nenek saya," ungkap sang bocah sepuluh tahun tersebut, seperti dilansir surat kabar Daily Mirror, Rabu (25/3).

Akibat penyakit ini, sang nenek menderita kelumpuhan dan tidak punya uang untuk berobat. Kondisi Shen dan cucunya membuat para tetangga iba dan membantunya membiayai pengobatan.

Diketahui, Ibu sang cucu pergi meninggalkannya saat dia masih berumur dua tahun dan ayahnya meninggal karena serangan jantung tiga tahun kemudian. Sejak saat itu Shanggun Xi Mu dirawat oleh sang nenek.

5.
Bocah tujuh tahun sendirian rawat ayahnya yang lumpuh

Merdeka.com - Ou Tongming, lelaki 37 tahun asal China, lumpuh setelah dia jatuh dari sebuah gedung pada 2013 ketika bekerja sebagai kuli bangunan.

Kejadian itu sungguh memukul keluarga miskin Tongming yang tinggal di Desa Wangpu, Provinsi Guizhou. Setelah menghabiskan banyak biaya untuk pengobatan, istri Tongming meninggalkan dia sambil membawa putri mereka berusia tiga tahun dan hanya meninggalkan putra mereka, Ou Yangling, tujuh tahun, buat merawat sang ayah.
Kini sudah lebih dari setahun Yanglin harus bangun jam 6.00 pagi untuk menyuapi makan ayahnya sebelum berangkat ke sekolah. Dia juga belajar memasak nasi sendiri dan belanja sayuran di pasar untuk dimasak. Saat istirahat siang di sekolah dia bergegas pulang untuk memberi makan siang buat ayahnya, seperti dilansir koran the Daily Mail, Selasa (3/11).
Tongming mengatakan dia hampir saja putus asa dan ingin bunuh diri melihat betapa dia menjadi beban bagi putranya yang masih berusia tujuh tahun.

"Saya tidak tega meninggalkan dia menjadi yatim," kata Tongming kepada media lokal, seperti dikutip Shanghaiist.

Yanglin yang baru saja duduk di bangku kelas 1 SD harus berjuang mengumpulkan sampah di jalanan untuk dijual kembali. Sebagai pemulung cilik dia bisa mendapat Rp 42 ribu dalam sehari. Di samping itu ada uang santunan sebesar Rp 640 ribu bagi para penderita difabel seperti Tongming. Di samping belajar, dia juga tetap harus merawat ayahnya setiap hari.

"Ayah saya butuh obat, tapi saya tak punya uang," ujar Yanglin kepada media lokal.

Dia mengatakan ingin cepat besar supaya bisa mencari uang buat menyembuhkan sakit ayahnya.

"Saya tak bisa hidup tanpa ayah," kata dia.
Kisah Yanglin ini beredar di media sosial China dan mengundang banyak seruan penggalangan dana buat membantu hidupnya dan sang ayah.
Sumber: www.merdeka.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar