
Bertemu dengan orang yang tepat mampu mengubah jalan hidup seseorang.
Kisah hidup Sheryl Sandberg membuktikannya. Sandberg adalah satu dari
segelintir perempuan yang menyandang status miliarder melalui jenjang
karier profesional.
Hitungan Forbes, Sandberg memiliki kekayaan mencapai US$ 1,12 miliar
per Juni 2015. Harta berlimpah ini digenggam lewat kepemilikan saham di
Facebook. Dia adalah Direktur Operasional (COO) Facebook sejak tahun
2008.
Sandberg mengawali karier gemilangnya di dunia teknologi saat
bergabung sebagai eksekutif Google Inc pada tahun 2001 silam. Dengan
jabatan strategis Vice President of Global Online Sales & Operations
Google, Sandberg mulai mengumpulkan pundi-pundi hartanya.
Kepiawaian Sandberg sebagai petinggi raksasa teknologi berakar dari
keluarganya. Terlahir dengan nama panjang Sheryl Sandberg Kara pada 28
Agustus 1969, wanita kelahiran Washington DC, Amerika Serikat ini
memiliki darah Yahudi. Ibunya yang bernama Adele, berprofesi sebagai
guru bahasa Prancis dan Inggris dan memiliki kepekaan sosial tinggi.
Adele penggagas berdirinya Ear Peace-Save Your Hearing. Sebuah
organisasi nirlaba yang mengajarkan remaja bagaimana mencegah gangguan
pendengaran. Sementara ayah Sandberg bernama Joel Sandberg, menggeluti
profesi sebagai dokter mata.
Layaknya orang Yahudi kebanyakan, keluarga Sandberg memiliki anugerah
kecerdasan.Kakak Sandberg merupakan lulusan Harvard University. Sang
kakak menggeluti profesi sebagai ahli bedah syaraf pediatrik.
Adik Sandberg pun menekuni bidang kedokteran anak setelah lulus dari
Harvard University. Prestasi akademik cemerlang pun berhasil ditorehkan
Sandberg. Pada 1991, ibu dua anak ini lulus dari Harvard dengan predikat
summa cum laude dan bergelar BA di bidang ekonomi.
Ia menyempurnakan masa studinya dengan menerima gelar John H William
Prize di kategori kelulusan siswa terbaik bidang ekonomi. Sandberg juga
aktif dalam berorganisasi. Dia mendirikan organisasi bernama Women in
Economics and Government.
Kecerdasan Sandberg membawanya bertemu dengan ekonom legendaris Larry
Summers. Summers kemudian menjadi mentor sekaligus penasihat tesis
Sandberg. Di bawah arahan Summers, Sandberg tidak memerlukan waktu lama
untuk menuntaskan tesis.
Pada tahun 1991, ketika Summers menjabat sebagai ekonom World Bank,
dia merekrut Sandberg untuk menjadi asisten peneliti di World Bank.
Posisi bergengsi tersebut tidak disia-siakan Sandberg. Jabatan strategis
itu dilakoni Sandberg dengan tekun.
Ia bekerja selama kurang lebih satu tahun pada proyek-proyek
kesehatan di India. Khususnya yang berkaitan dengan penyakit kusta, AIDS
dan kebutaan. Kepekaan sosial sang ibu membantu Sandberg melahirkan
proyek kesehatan brilian di World Bank.
Selanjutnya, pada tahun 1993, Sandberg mengayuh dunia pendidikannya
dengan melanjutkan studi di Harvard Business School. Dua tahun
kemudian, wanita cerdas ini berhasil membawa pulang gelar MBA dengan
status lulusan terbaik.
Setelah lulus, Sandberg bergabung dengan McKinsey & Company
sebagai manajemen konsultan. Setahun berselang, dia keluar dari
perusahaan tersebut. Sebab, Sandberg bertemu dan diajak oleh mantan
dosennya menjadi staf kenegaraan bidang kebendaharaan di era Presiden
Bill Clinton.
Di White House, insting ekonomi Sandberg terasah karena terlibat
aktif menangani masalah krisis keuangan yang kala itu melanda benua
Asia.
sumber: http://internasional.kontan.co.id/news/sheryl-sandberg-profesional-yang-miliarder-1
sumber: http://internasional.kontan.co.id/news/sheryl-sandberg-profesional-yang-miliarder-1